Bunga
1. Bunga
Kalian pernah mendengar kalimat
seperti “Pak Roni membeli sepeda motor secara angsuran dengan suku bunga
sebesar 15%” atau “pedagang itu mendapatkan pinjaman dana dari bank dengan
bunga 2% per bulan”. Pada
kalimat tersebut terdapat istilah "bunga", yaitu jasa dari
pinjaman atau simpanan yang dibayarkan pada akhir jangka waktu yang telah
disepakati bersama. Contohnya
sistem kredit motor, mobil, rumah, bahkan modal. Pada artikel ini, kita
akan mempelajari cara menghitung bunga tunggal dengan setoran tunggal dan bunga
tunggal dengan setoran majemuk. Simak lebih lanjut, yuk!
- Pengertian Bunga
Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga
yang diperoleh pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak mempengaruhi
besarnya modal yang dipinjam. Dalam kata lain, perhitungan bunga
setiap periode selalu dihitung berdasarkan besarnya modal yang tetap.
Artinya, penabung menabung hanya
sekali di awal periode, setelah itu terus dibungakan selama beberapa periode.
Besarnya bunga dinyatakan dalam
% (persen) dan disebut sebagai suku bunga. Suku bunga adalah perbandingan
antara bunga dengan modal dalam satuan waktu tertentu (bulan atau tahun).
Sehingga, suku
bunga per tahunnya dinyatakan dengan:
Contoh:
Marsha meminjam uang di bank sejumlah Rp 1.500.000,00.
Dalam jangka waktu satu tahun, ia harus mengembalikan Rp 1.620.000,00. Uang Rp
1.500.000,00 disebut sebagai modal dan uang kelebihan Rp 120.000,00 disebut
bunga atau jasa atas pinjaman modal. Maka suku bunga pinjaman Marsha
adalah…
Jawab:
Dalam bentuk
yang lebih umum, jika suatu modal Mo dibungakan dengan jasa modal sebesar
B, maka suku bunga b per satuan waktu ditentukan dengan rumus:
Jika modal Mo dibungakan selama n
periode (bulan atau tahun) dan suku bunga b% (per bulan atau per tahun) dengan
cara bunga tunggal, maka rumus menentukan besar modal beserta
bunganya adalah:
Kemudian besar bunga yang diterima per
periode adalah:
Contoh:
Modal sebesar Rp 2.000.000,00 dipinjamkan dengan
bunga tunggal. Hitunglah besarnya bunga dan modal akhir, jika suku bunga per
tahun 11% dalam jangka waktu 5 tahun.
Jawab:
- Suku bunga 11% per tahun, bunga dalam 1 tahun:
B = (11/100) x 2.000.000 = Rp
220.000,00
- Bunga dalam 5 tahun:
B = 5 x 220.000 = Rp 1.100.000,00
- Modal seluruhnya:
M = 2.000.000 + 1.100.000 = Rp 3.100.000,00
atau
Artinya, penabung tidak hanya menabung di awal periode
tetapi konstan dalam jumlah yang sama di setiap periode pembungaan.
Contoh:
Mila menabung di bank
dengan setoran setiap awal bulan sebesar A per bulan dengan bunga tunggal
sebesar 10% per tahun. Jika ia menginginkan uangnya menjadi Rp 19.200.000,00
pada akhir bulan ke–15, maka berapa uang yang harus ia setorkan per bulannya?
Jawab:
Uang yang harus
disetorkan per bulan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar